Kamis, 04 Februari 2010

Blachole Underground Alternative Rock kembali menghadirkan 5 band tangguh untuk
tampil di ROCKIN MONDAY at Manchester United (MU) Cafebar,pada senin 25 januari 2010 lalu.Gelegar rock n roll memanas dengan sesaknya MU Cafebarmalam itu.
Atmosfir riuh dimulai oleh DJ Ririe Dread dengan perangkat sophisticated machine nya,
menyemburkan gaung khas Rock DJ nya.Gema ruang tertutup oleh ramainya tamu MU Cafebar yang berdatangan.
Dibuka oleh Jellyhash dengan intro instrumental yang didominasi oleh blocking riff-riff keyboard.Nuansa yang "Hammond Alike" ini,didobrak oleh kemunculan sang vokalis Rengga yang tanpa ba-bi-bu meluncurkan single Jellyhash sendiri,yang judulnya "para pendosa.REngga bernyanyi,berputar,dan berteriak dirasuki racun-racun yang dikeluarkan oleh teman-temannya.Mereka masing-masing terdiri dari Aldi (drummer),Aji (gitar),Eldy (bass),dan Edo (keyboard).Keyboardis yang baru turun gunung dari pertapaannya selama setahun di rutan salemba ini,mampu memukau para Monday Rockers malam itu.Rengga,vokalis berambut lurus gondrong sepinggang itu,bertambah trance dilagu ke berjudul "kawan".berlanjut kelagu "pelacur tua",Rengga berceloteh tentang Free sex
and bla...bla...blaaa....Emosi kita dibikin naik turun dengan pertikaian pianonya yang benar-benar khas.Lagu dengan nuansa bluesy rock yang blak-blakan ini digeber dengan kesalahan settingan pada sound gitarnya.Sound gitar yang terlalu tipis sepertinya kurang cocok untuk Jellyhash.Ekualisasi high yang berlebihan dan sangat kekurangan unsur middle khas dari tone hard rock (aliran yang di akui Jellyhash buat bandnya).Memang dari lagu pertama Jellyhash punya
kekurangan pada penegasan karakter sound gitarnya.saran buat Jellyhash yaitu,cuma untuk merubah settingan sound gitarnya sendiri secara overall dan drastis dramatik.Man...shit's happened sometimes....diusahakan saja agar jangan memakai brand/merkyang anda pakai sekarang.Ga masalah kalau misalnya lo pake gitar dengan pick up single coil,tapi berkarakter tepat buat musik lo.daripada gitar ber pick up humbucker yang lo pake sekarang,tapi ga cocok buat band/musik lo.selanjutnya Jellyhash ngebawain "layu sebelum berkembang",dan ditutup dengan lagu 'he die".
kecenderungan yang jelas terdengar dari Jellyhash adalah,pilihan ritme tone yang rapat dan atraksi super atraktif dari sang vokalis.yang bisa saja jadi mellow
seketika,dan menjadi kembali gahar segarang Old Skool Rock yang nyata.
Bergulir ke band selanjutnya.line up berikut ada Stairway To Zinna.Band ini cukup unik banget,soalnya original membernya Cuma tinggal satu orang.Dia adalah Mr.Jeje
Pemain gitarnya Stairway To Zinna.Orang yang benar-benar pentolan sejati di band ini.Mereka mulai menghentak di lagu “Berangkat”.Dibuka dengan pukulan khas dari additional drummernya Dado dari The Flowers yang ngingetin kita pada drummernya The Black Crowes,Steve Gorman.Lagu yang sedikit nge funk ini dirangkum dengan komposisi yang strategis.Disetiap pembagian blockingnya,memasukan unsur harmonica.Memang membikin spektakuler ‘n genius nya lagu ini.Lagu berikut,kita para cowok diajak ber “Rekreasi Penis”.Yuuuups….lagu ini memang dikasih judul yang agak eksplisit gitu…”iiiiih nakal dech Stairway To Zinna “,celetuk seorang “sekong” (gay) yang duduk di belakang saya.Bersulang dan angkat topi untuk lagu ini,buat rock ‘n roll blues nya yang kuat.Terdengar irama malas-malasan,namun padat dan sarat akan bius dan racun yang ditebar di tiap-tiap part nya.Inringan harmonica nya lah yang menyemangati segala aspek lagu ini.Judul selanjutnya ada “Lompat Galaksi”.Stairway To Zinna membawa kita bermain-main di luar angkasa.Antariksa menjadi lahan bermain yang indah bagi kita semua yang ada di MU Cafebar malam itu.Kita bias bermain petak umpet ,galasin,main benteng,dan main gobak sodor di luasnya jagad langit semesta.Diiringi irama lagu Stairway To Zinna malam ini,yang “seems like redneck ballads” yang dilumuri lumpur-lumpur celoteh nakal.”March it up,guys…”,yang melampaui basic tone ke tone yang lebih tinggi selanjutnya.Jreng…jreng…jreeeeng…mainkan gitarmu Mr.Jeje.Ada “Bintang Sinetron” disini.sound gitar yang serba tebal dan lebar klop banget dilagu ini.Ditingkahi oleh sang vokalis Mr.Bayu,yang emang ,“nakal banget dech ciiiin…”,(“uuuuuh…tuh sekong masih nyeletuk aja”).Tembakan gitar semihollow merahnya Mr.Jeje ngembaliin ingatan kita ke sound gitarnya Mary Karlzen band di lagu “everybody Sleeping,tapi tanpa dikasi sentuhan chorus effect,jadi terdengar lebih “straight to the point” pada headroom nya.Fungsi gitar semihollow memang cukup maksimal diluncurkan Mr.Jeje.Kemungkinan dengan boosting yang sempurna atau pemilihan switching pick up yang pas di lagu ini.Membuat padat komposisi lagunya.Itulah kenapa saya tuliskan di atas kenapa Mr.Jeje adalah “pentolan Sejati” di Stairway To Zinna.Selain ada yang lain seperti : Boteng (bass),Kanda (keyboard),Oyu (harmonica),Bayu (vocal),dan Dado (drum).5 orang lainnya ini memang additional player semua di Stairway To Zinna,namun merekalah.Stairway To Zinna.Band yang terbentuk sejak 2009 ini memang sesuatu yang cukup spesial.Yang akan mencuat di rimba raya musik Indonesia di tahun-tahun berikutnya.Berlanjut ke single “Sarah Dumblang-Dumblang”.Semua lagu yang mereka bawakan malam ini memang lagu-lagu mereka semua.Di “Sarah Dumblang-Dumblang”,ballad song yang Cuma diiringi dengan gitar dan permainan choir yang melatari lagu.Sebagai penguat suasana,bukan cuma sebagai pelengkap penderita choir yang mereka suguhkan.Lirik satir yang mencongkel sosiologis kota,kaum urbanas,old culture vs culture shocks,dan sedikit nyentil dogmatic tanpa ada nada ingkar dan durhaka.Ditutup dengan lagu yang judulnya panjang banget,yakni “Tuhan ampuni dosa-dosanya dia piker dia John Lennon”.Hypnotizing,Cuma itu kata yang pas buat single ini.Fluktuatif banget dikekuatan blues nya,tetapi tetap pada rel nya yang padat akan intonasi.And that’s Stairway To Zinna,everybody…
Respito oooooh Respito….,yuuuups…Line up selanjutnya muncullah Respito.Bnad yang berdiri tahun 2001 ini telah punya 1 album.Mereka beri judul “Menuju Surga” pada 2009.Dan mereka telah punya 2 EP,yaitu “100% Nekad” (2005),dan “Respito” (2007).Respito sendiri merupakan sebuah akronim dari “Ressurection of Pathway to Innertruth Origin”.Wooow…deep meaningful guys…
Respito terdiri dari Pheps (gitar/vocal),Daff (gitar),Chandra (bass),dan Ricky (drum).Tetapi malam itu sang drummer Ricky berhalangan hadir.Dia digantikan oleh additional drummer,ada Andri dari Besok Bubar dan Chrisma dari INC.Lagu pertama mereka buka dengan single mereka yang diberi judul “Membusuk di neraka”.Lagu ini lantang menyalak dan ganas.Menyeruak dengan konfigurasi Post Modern Rock yang sempurna.Pertikaian nada nya pas banget dipadu di lagu ini.Sound warmth yang amat sangat tebal menyembul pekat dari tangan Daff yang menyandang Epiphone Les Paul Black Custom.Terdengar kelam namun tegas,itulah Respito.And guess what…???.dilagu ketiga ada “Israel Son” nya Silverchair.Single dari album “Frogstomp” ini,dibawakan sempurna.Dibuka dengan dentangan solo bass yang cukup bulat dan padat dari Chandra.Israel son Cuma terdengar kurang warmth pada headroom bass nya.Mungkin karena tidak diberi boosting sama sekali oleh Chandra.Kalau dia (Chandra) ingin mendekati Chris Joannou di album itu.Sepertinya Chandra memerlukan sebuah Fender Precision Bass dan Ampeg Bass Amplifier set biar berasa saturate bottom end bass nya.Well anyway,sebelum “Israel Son” sebenarnya ada lagu Respito sendiri yang judulnya “Angels Cry”.Kenapa tulisan ini terkesan jumped and flashback begini,tidak lain karena saya cukup speechless tentang lagu ini (Angels Cry).Cuma satu kata yang singkat tentang lagu ini,yaitu : SPEKTAKULER.Di songlist selanjutnya ada “Freak” nya Silverchair juga.No more maybes,your baby got rabies,kata Daniel Johns (Silverchair) dilagu ini.Well man…Silverchair mungkin punya lirik-lirik yang benar-benar biasa banget buat 2 album mereka “Frogstomp” dan “Freakshow”,namun mereka penya musikalitas yang cukup layak diperhitungkan.Karena keliaran dan kebandelan musik mereka.Maklum mereka mulai mendunia diumur 14 tahunan jaman itu,well..selain “The Moffats” dan “Hanson”….Toh sampai sekarang pun mereka masih cukup dikenal juga,walaupun gaungnya tak sesanter dulu dijamannya.Beralih ke Respito lagi,lagu keempat mereka ada single mereka sendiri yang judulnya “Freedom”.Screaming gitar yang di pitch bending dan memberikan kita sebuah perumpamaan,yaitu seandainya Tom Morello (RATM/Audioslave) jadi gitarisnya Creed/Alterbridge mengantikan Mark Tremonti.Lagu ini punya ritme dan blocking sound yang luar biasa.Karena semua unsur karakteristik modern rock/grunge nya begitu terasa kental didalamnya.Mungkin disini Daff sang gitaris mempreset pedal Distortion Modeller (DM4 Line6) nya menjadi begitu lebar rang nya.Whatta smart move man...Daff berhasil memanfaatkan semua elemen equipment nya menjadi senjata berbahaya yang menikam jantung semua monday Rockers malam itu.Lagu ini seperti kombinasi dari "Madman"nya Silverchair dan "One Day Remain" nya Alterbridge yang lebih diperlambat dan diperberat.Ekualisasi yang seragam dan hanya membedakan kadar gain pada distorsi gitarnya,sudah lebih dari cukup untuk memberi benang merah ciri khas sebuah band.Hal ini terlihat dari lagu selanjutnya yang berjudul "Adiksi".Contoh yang baik bagi penggunaan fungsi generator dan fungsi booster dalam sebuah band rock era ini.Raungan distorsi yang khas grunge,benar-benar membikin suatu nuansa baru.Nuansa yang suguhkan kita perasaan yang sangat berbeda.dari lantunan-lantunan delay manual dan permainan khas pada killswitch pick up nya.itutup dengan single "Alive" nya Pearl Jam.So lets sing along.Pheps membuai Monday Rockers dengan sweet closing ala Respito.
Seorang pria berbadan tegap,menyandang sebuah Gibson les Paul Standard merah maroon,naik ke stage MU Cafebar malam itu.Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Anda.Pria bernama Anda ini diiringi oleh 3 rekan lainnya.Mereka antara lain : Hendra (bass),JP (keyboard),dan Debris (drum).Mereka menamakan diri sebagai "Anda with The Joints".Ga banyak kata,langsung dibuka dengan lagu "Dalam peluk Shiva".Single yang membuai tapi penuh dengan kontemplasi ini,berhasil menusuk hati nurani (ujar Anda).Riff-riff panjang mendayu,digiring oleh vokal Anda.Kalau dia seorang cewek,mungkin dia bakal seperti Beth Gibbon nya Portishead.Namun cukup mem"bluesy"kan diri dengan ending tikaian denting piano.Dilagu selanjutnya ada "Bila senja".Aura aith No More seperti sedikit membalut Monday Rockers disentuhan lagu ini.Namun segera menghentak ke beat hard rock dan balik lagi ke modulasi retro,roots lagu ini.Kemudian dibawa lagi ke tempo yang lebih cepat.Sampai-sampai Debris The Drummer menggebuk set drumnya sambil berdiri di interlude lagunya.Seterusnya ada lagu yang memakai judul berbahasa Perancis,"Moi et Toi" (aku dan kamu).Aw...aw...aw...Mr.Gordon Matthew Sumner a.k.a Sting nya The Police dengan reggatta le blanc nya hadir disini.Namun diberi sedikit sentuhan smooth jazzy.Pada interlude lagu ini.Anda mengandalkan sound mentah dan kering dari Gibson Les Paul nya.Lalu diberi tone crunchy yang sedikit warmth.Beranjak ke "Cukup dalam hati",sebuah cerita tentang teman pecandu yang benar-benar gelap,lebih gelap,dan nuansa kegelapan yang dalam.Penuh kesakralan,menyentil dan menyundut asa serta nurani semua Monday Rockers.Ditutup dengan "Pusaran".Sentilan-sentilan kritikal yang pure dari hati nuraninya seorang yang masuk ke hutan suram,sambil berpetualang mengitari rimbunnya belantara.Seakan-akan lgu ini menjadi soundtrack yang melatari,sekaligus memberikan gambaran kebingungannya.Karakteristik terkuat yang ditonjolkan Anda With The Joints,adalah materi lagu yang berdurasi panjang.Namun tidak terkesan bertele-tele dan lebay.ebih kepada maturity musikalitas dan performanya.
Selanjutnya band pamungkas yang ditunggu-tunggu Monday Rockers malam itu muncul juga.Menyeruak ke panggung orang yang dari tampilannya emang rocker banget.Mereka adalah The Flowers,ada Boris (gitar),Dado (drum),Leo (bass),Eugene (additional saxophone),n Joan (additional perkusi).Penampilan yang perfected abis buat band sekaliber The Flower.Cuma sedikit yang bisa saya tuliskan tentang mereka disini,yaitu mereka memang benar-benar diberi gelar band Rock N Roll tertangguh di Indonesia.
But overall,angkat gelas yang tinggi buat The Blackhole Underground Alternative Rock.Biarpun sudah berkiprah selama kurang lebih 18 tahun,namun tetap konsisten memberikan kita semua penyegaran dari carut marutnya musik Indonesia dekade ini.Cheers for every Monday Rockers yang selalu setia mengikuti pergerakan The Blackhole Undergroun Alternative Rock.

(written by : Bid Ardian)